Minggu, 08 Januari 2012

ANGIN PUTING BELIUNG TAMABAH GANAS

Bencana Puting Beliung Naik 28 Kali Lipat

Penulis : Sulung Prasetyo/Heru Guntoro



JAKARTA -"kba.GANAS" Bencana angin puting beliung di Indonesia terus meningkat, bahkan dalam kurun waktu antara 2002-2011 terjadi kenaikan 28 kali lipat. Peristiwa tersebut telah menimbulkan korban meninggal 21 orang, penduduk yang mengungsi 9.081 orang, dan mengakibatkan 13.684 rumah rusak.

"Dalam sepuluh tahun terakhir yaitu 2002-2011 terjadi 1.564 kejadian puting beliung atau 14 persen dari total kejadian bencana di Indonesia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (5/1).

Pada 2002, bencana puting beliung hanya terjadi 14 kali, namun 2006 naik menjadi 84 kejadian. Tahun 2010 ada 402 kali peristiwa, kemudian 2011 turun hingga 285 kejadian.

Sutopo menjelaskan, puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 kilometer per jam yang berlangsung 5-30 menit. Angin puting beliung terjadi akibat adanya perbedaan tekanan sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus (Cb).

Berbagai gejala akan terjadinya bencana puting beliung sebenarnya sudah bisa diprediksi sebelumnya. Gejala awal puting beliung antara lain adalah, ketika udara terasa panas dan gerah, kemudian di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus atau awan putih bergerombol yang berlapis-lapis.

Biasanya di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas, berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol. Saat awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi hitam pekat, berarti sudah mendekati fase bahaya.

"Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang, ini sudah menjelang (hampir terjadi puting beliung-red). Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung sekitar satu jam," ujar Sutopo lagi. "Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini," ia menambahkan.

Pohon Tumbang

Bencana puting beliung kembali terjadi di sekitar Jakarta, Kamis. Diperkirakan sekitar 50 pohon dan papan reklame tumbang. Peristiwa ini mengakibatkan kemacetan di berbagai jalan karena banyak ruas jalan yang tertutup pohon tumbang. Selain itu, banjir dan genangan terjadi di beberapa tempat pascahujan deras yang diikuti puting beliung.

Di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Catharina Suryowati mengatakan, banyaknya pohon yang tumbang bukan berarti pihaknya lalai dalam mengantisipasi terjadinya pohon tumbang.

Pohon yang tumbang kebanyakan masih berusia muda dan tidak keropos. "Kencangnya tiupan angin membuat pohon tidak dapat menahannya dan akhirnya tumbang," ujarnya.

Menurut Catharina, dari 70.000 pohon besar yang ada di Jakarta, 30 persen atau 21.000 di antaranya merupakan pohon tua. Bagi warga yang mengalami kerugian akibat pohon tumbang, bisa melaporkan ke Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta di Jalan Aipda KS Tubun No 1, Jakarta Pusat.

Korban cukup menyertakan bukti foto dan surat kecelakaan dari polisi. Jumlah kerugian yang diberikan Pemprov DKI Jakarta kepada korban maksimal Rp 10 juta, dengan proses ganti rugi kurang lebih membutuhkan waktu sekitar dua pekan.

Menurut data yang dikeluarkan buoy RAMA (Research Moored Array for African-Asian-Australian Monsoon Analysis and Prediction), jaringan yang berlokasi di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, menunjukkan bahwa 2012 akan terjadi musim penghujan cukup panjang atau musim La-Nina, hampir serupa dengan musim hujan tahun 2010.

Korelasi perubahan temperatur, densitas, dalinitas, dan beberapa parameter di kolom air lautan dapat menjadi pertanda perubahan iklim dan indikasi El-Nino/La-Nina dalam beberapa bulan ke depan.//sumber sinar harapan //galaknews//ganas//ajiinews//majalah galang//morassdi//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar