Defisit Dagang Membengkak, UKM Mati Suri
Jakarta-"Kba.GANAS"
Kementerian Perdagangan ditantang untuk melakukan koreksi perjanjian perdagangan dengan China. Hal ini harus dilakukan agar gejala unfair trade China ini tidak terus berlanjut sehingga membuat produk dalam negeri mati suri alias tak mampu bersaing.
Hal titu dikatakan Wakil Ketua Kadin Bambang Soesatyo menanggapi lemahnya diplomasi dagang yang dilakukan Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu di Jakarta, kemarin.
Menurut Bambang, untuk meredam serbuan China, Presiden SBY sebaiknya tidak hanya mendengarkan paparan dari Mendag, tapi juga Menteri Perindustrian dan Menteri Kopersi & Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
“Saya merasa perlu menyarankan hal ini karena khawatir presiden tidak mendapat gambaran utuh tentang ekses CAFTA (China Asean Free Trade Agreement). Presiden juga harus mengakui CAFTA sudah mematikan bagi sektor industri dan UKM. Selain itu, ada fenomena banjirnya barang selundupan China serta dumping (banting harga-red),” cetus anggota Badan Anggaran DPR ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan sebelumnya mengatakan, sepanjang Maret 2011, total impor dari China ke Indonesia mencapai 1,37 miliar dolar AS. Defisit perdagangan antara Indonesia dan China bahkan meningkat dari waktu ke waktu.
“Total impor dari China ke Indonesia mencapai 1,37 miliar dolar AS dibandingkan Februari sebesar 1,34 miliar dolar AS. Maret 2011, defisit perdagangan produk non migas Indonesia-China mencapai 668 juta dolar AS atau naik dari Januari 2011 sebesar 327 juta dolar AS,” ujar Rusman di Jakarta, baru-baru ini.
Sbelumnya, Menteri Mari keukeuh tak akan mengubah perjanjian dagang dengan China.sumber rakyat merdeka [RM]-//kba.ajiinews//ganas//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar